Haruslah diakui bahwa dalam kehidupan anak-anak Tuhan, di
satu sisi mereka adalah orang-orang yang sudah diubahkan karakternya namun di
sisi lain masih nampak sifat-sifat buruk dan mengerikan dalam kehidupan mereka.
Hal itu dapat dilihat dari keseharian hidup mereka dimana saja. Tidak heran,
apabila didapati "pendeta-pendeta" jatuh dalam tindakan Asusila dan Kriminal.
Padahal mereka tergolong orang-orang yang memiliki kualitas rohani yang top
bahkan dipakai Tuhan dengan luar biasa.
Kejatuhan "hamba-hamba Tuhan" dalam gereja, jelas-jelas menjadi batu sandungan terhadap jemaat Tuhan yang masih muda rohani.
Pertanyaanya: “Mengapa "pendeta" sekelas mereka bisa jatuh dalam dosa? Menjawab
pertanyaan ini sebetulnya tidak sulit. ‘Sebab memang masih ada sisi gelap yang
masih tertinggal dalam diri orang percaya’. Alkitab memberi banyak contoh
orang-orang percaya yang jatuh dalam dosa dan tinggal dalam dosa. Harus
dipisahkan pengertian jatuh dalam dosa dan tinggal dalam dosa.
Tinggal dalam dosa disamakan dengan hidup dalam kubangan dosa. Pribahasa yang digunakan oleh
Petrus “Anjing kembali lagi ke muntahnya dan babi yang mandi kembali lagi ke
kubangannya” (2 Pet. 2:22), Rasul Yudas menyebut mereka sebagai “pemecah belah
yang dikuasai hanya oleh
keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus”(Yud. 1:19). Bagi
mereka melakukan dosa sudah menjadi Life
Style (gaya hidup).
Namun pertanyaan disini : “ Mengapa "orang percaya" jatuh
dalam dosa?” Sedangkan mereka bisa dikatakan sebagai orang-orang yang dekat
dengan Tuhan, bergumul dengan Firman Tuhan, Hidup dalam Doa dan Puasa.
Sebenarnya tidaklah terlalu berbeda antara kerohanian pendeta dengan jemaatnya.
Yang membedakan adalah si pendeta punya karunia khusus dari Tuhan, berkhotbah
misalnya dan dikembangkan, sedangkan jemaat tidak. Ada banyak orang heran
dengan pengalaman melihat Hamba Tuhan jatuh dalam dosa, tapi masih bisa
berkhotbah dan menangkan banyak jiwa. Ia masih bisa melakukan mujizat seperti
lainnya. Sesungguhnya, hal ini tidak mengherankan, sebab Tuhan tidak mencabut Karunianya.
Ketika seseorang percaya kepada Kristus, tubuh dosa tidak hilang darinya.
Bukanlah sedikit orang percaya yang masih tetap hidup dalam dosa. Sesungguhnya
orang percaya bukan tidak bisa berbuat dosa, tapi mungkin karena belum ada kesempatan
saja. Sebab itulah Alkitab memberi petunjuk untuk ‘jangan memberi kesempatan
pada Iblis (Efesus 4:27).
Salah
seorang pakar dalam bidang seks mengatakan: “Apabila dua orang yang berbeda
kelamin tinggal dalam sebuah kamar maka pasti mereka akan melakukan hubungan
seks, kecuali mereka dikuasai sepenuhnya oleh Roh Kudus.” Seseorang melakukan
dosa bukan karena tidak mau atau tidak mampu untuk melakukan dosa, tapi karena
belum ada kesempatan. Merupakan hal yang alami dan normal apabila kasus seperti
diatas terjadi. Namun sangat di sayangkan sekali apabila hal tersebut terjadi
dan mengakibatkan kemerosotan iman orang lain.
Sesungguhnya
apabila seseorang telah jatuh dalam dosa, orang tersebut telah memberi dirinya
untuk diikat oleh dosa. Dan apabila tidak segera dipulihkan orang tersebut akan
ketagihan, dan akan terus menerus melakukannya. Dalam kondisi ini orang
tersebut telah terikat dengan dosa. Tapi masih bisa berdoa memohon pengampunan,
maksudnya berdoa disini adalah tanda bahwa Roh Kudus masih ada dan bekerja
‘menginsafkan akan dosa’ (Yoh.16:8).
Ada
begitu banyak orang percaya yang jatuh
dalam dosa yang pada akhirnya tinggal
dalam dosa. Seharusnya begitu jatuh ke dalam dosa cepat berbalik kepada
Tuhan supaya tidak akan sampai tinggal dalam dosa. Harus di bedakan jatuh
dalam dosa dan tinggal dalam dosa.
Orang yang tinggal dalam dosa adalah orang yang hidup dalam ‘hawa nafsu dosa’
(Roma 7:5). Orang-orang seperti inilah yang perlu di Injili.
Apabila orang percaya telah berada dalam keadaan
ketagihan dengan dosa, maka sama artinya menjadikan dirinya sendiri sebagai
kendaraan Iblis. Dalam kondisi ini umumnya sangat sulit untuk mengalami
pemulihan. Tuhan Yesus pernah mengajarkan mengenai kembalinya roh jahat dalam
diri seseorang, dan dalam ajaran Yesus tersebut jelas bahwa keadaan orang yang
roh jahatnya kembali lagi menjadi lebih buruk (Matius 12:43-45)
Sebetulnya seseorang melakukan dosa bukan nanti pada saat
itu ia melakukan, tapi sudah dilakukan sejak beberapa waktu yang lalu, hanya
baru terexpose saja pada saat itu. Jadi, sebenarnya seseorang melakukan dosa
itu secara bertahap. (Yakobus 1:14-15)
Seharusnyalah orang percaya berjaga-jaga, dan
memperhatikan setiap perkataan Firman Tuhan. Sebab, apabila kondisi di atas
terjadi dan orang tersebut tidak segera berbalik dengan segenap kekuatan kepada
Tuhan, dapat dipastikan orang tersebut berada dalam ambang menolak Kristus. Dan
inilah sasaran Iblis terhadap orang percaya, yakni : menyeret orang percaya
untuk jatuh dan tinggal dalam dosa, yang akhirnya sampai titik penolakkan
terhadap Yesus Kristus.
Kondisi ini yang disampaikan Rasul Yudas dalam suratnya
(Yud. 1:12-13). Mengerikan! Seseorang yang sudah ditebus bisa terjatuh
sedemikian dalam. Orang yang demikian keadaanya lebih parah dari waktu sebelum
ia bertobat. Tidak heran orang Kristen, sering memiliki dua rupa; waktu di
Gereja seperti malaikat, di luar Gereja seperti Setan.
Oleh sebab itu “Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal. 5:16). SE
Oleh sebab itu “Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal. 5:16). SE
Ditulis Oleh : ggp bukit hermon balikpapan ~ Ferdy Manggaribet, S.Th, MA
Anda sedang membaca postingan saya yang berjudul SISI GELAP "ORANG PERCAYA". Jika anda menyukai semua ARTIKEL kami, anda bisa COPAS dan menyebarluaskannya dengan disertakannya link yang sesuai dengan postingan tersebut sebagai sumbernya
Jangan Lupa Kritik dan Sarannya melalui KOTAK KOMENTAR dibawah ini ya!
Jangan Lupa Kritik dan Sarannya melalui KOTAK KOMENTAR dibawah ini ya!
Kekasih Tuhan !!!
Anda diberkati dengan Artikel dan renungan kami ?
Bagikan ke teman-teman Anda biar jadi berkat. GBU
0 komentar:
Posting Komentar