Seorang pemimpin harus hidup dalam kehidupannya terlebih dahulu sebelum memimpin orang lain. Inilah prinsip yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang baik mengeluarkan dari perbendaharaan hatinya yang baik tentang segala sesuatu yang baik. Orang yang jahat mengeluarkan dari perbendaharaan hatinya yang jahat tentang segala sesuatu yang jahat. Dengan kata lain, Tuhan Yesus mau mengajarkan bahwa ‘menjadi’ lebih penting daripada ‘membuat’.
Suatu hari Yohanes pembabtis menyuruh murid-muridnya untuk bertanya kepada Tuhan Yesus pertanyaan ini, Apakah Engkau yang akan datang itu ataukah kami harus menantikan yang lain lagi. Yesus menjawab, kembalilah kepada Yohanes dan katakan kepadanya hal-hal yang telah kamu dengar dan lihat. Orang lumpuh berjalan, orang kusta ditahirkan, orang tuli mendengar dan Injil kerajaan diberitakan kepada orang-orang miskin. Dengan kata lain, Yesus membuat semua perkataanNya itu berkuasa dan itu membuktikan diriNya.
Pemimpin yang baik tidak hanya bekerja sesuai dengan aturan; mereka memimpin dengan teladan mereka. Tuhan Yesus menginginkan pemimpin-pemimpin yang baik, orang yangdengan teladan pribadi mereka, memimpin orang lain dalam jalan kebenaran”.1
Kita memimpin pertama-tama dengan memberikan contoh! Segala sesuatu yang kita katakan atau lakukan mengandung pesan, mengungkapkan nada, atau mengajar seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu”.2
Seorang pemimpin harus menyadari, bahwa orang lain akan berbuat sesuai dengan apa yang mereka lihat, belum tentu karena apa yang mereka dengar. Prinsip motivasi yang paling besar adalah orang melakukan apa yang mereka lihat. Kepemimpinan adalah satu contoh visual mengenai jejak yang harus diikuti. Pemimpin harus mengetahui jalan, dan pemimpin berjalan dalam jalan itu, kemudian pemimpin menunjukkan jalan itu.
Sebagai pemimpin, kita hidup di bawah kaca mikroskop. Segala yang kita katakan atau lakukan tidak terlepas dari pengamatan yang teliti dan cermat pada pengikut kita. Ini merupakan rahasia kepemimpinan yang paling penting: pengikut meniru contoh yang diberikan kepada mereka”.3 Sheila menambahkan bahwa dengan menerapkan sifat kepemimpinan, berulang kali kita harus menanyakan kepada diri kita sendiri, “Pesan apa yang saya kirimkan? Lingkungan apa yang saya ciptakan? Contoh apa yang saya berikan? Pada saat Anda mulai mengadakan perubahan, tindakan Anda memberikan inspirasi kepada orang lain untuk mengikutinya. Anda memimpin pertama-tama dengan memberikan contoh. Anda harus bertanggung jawab”.4
Seorang pemimpin adalah seorang yang mengejawantakan di dalam kehidupannya jejak yang harus diikuti. Salah satu riset yang pernah dilakukan di Stanford mengatakan bahwa 89% daripada pengetahuan kita, kita mengetahuinya dari apa yang kita lihat. Dengan kata lain, 89% pelajaran kita adalah visual. 10% melalui telinga, 1% dari indera-indera yang lain. Hal ini sangat jelas mengingatkan kita, bahwa kalau kita ingin menjadi pemimpin yang baik, kita harus menjadi teladan bagi yang lain.
Seorang pemimpin harus sadar bahwa lebih gampang mengajarkan hal yang benar daripada melakukan hal yang benar. Lebih gampang menyuruh orang lain melakukan daripada kita melakukannya sendiri. lebih gampang menyampaikan firman Tuhan pada hari minggu dari pada hidup dalam kehidupan itu hari senin. Lebih gampang menunjukkan jalan daripada jalan di jalan itu.
Kredibilitas seorang pemimpin berdasarkan pada siapa pemimpin itu adanya bukan hanya dari apa yang dikatakannya Seorang pemimpin yang baik, harus mengerjakan terlebih dahulu baru mendelegasikannya kepada orang lain. Sebelum seorang pemimpin meminta orang lain untuk berubah, ia harus terlebih dahulu membuat perubahan itu dalam dirinya. Sebelum seorang pemimpin meminta orang lain untuk membuat komitmen, ia harus terlebih dahulu membuat komitmen itu.
Seorang pemimpin harus menghidupi terlebih dahulu suatu kehidupan sebelum ia memimpin kehidupan itu. Sebab ia tidak bisa memberi apa yang ia tidak punya. Seringkali pemimpin mengekspose sesuatu yang tidak mereka miliki.
Sebagai contoh orang yang bekerja sebagai agen travel. Sebagai seorang agen travel ia bertugas untuk menjelaskan tempat-tempat yang akan dikunjungi oleh orang lain. Hal yang menarik mengenai seorang agen travel adalah seringkali ia belum pernah pergi ke tempat yang dijelaskannya tadi. Kebanyakan pemimpin saat ini hanya menjadi agen travel. Mereka menujukkan kepada orang lain suatu tujuan, tetapi mereka sendiri belum pernah sampai kesana. Mereka menyuruh seseorang melakukan sesuatu padahal mereka sendiri belum pernah melakukannya. Mereka menyuruh orang untuk berkomitmen, tetapi mereka sendiri bukan orang yang berkomitmen.
Seorang pemimpin yang baik bukan seperti agen travel. Ia harus menjadi pemandu wisata. Seorang pemandu wisata akan pergi menuntun orang lain untuk pergi ke tempat yang sudah pernah didatanginya. Mereka mengajarkan kepada orang lain apa yang sudah mereka pelajari. Mereka menunjukkan kepada orang lain apa yang telah mereka lihat.
Terlalu sedikit pemimpin saat ini yang adalah “pemandu wisata”. Tuhan Yesus mengajarkan kepada pemimpin masa kini supaya ia jangan terlalu cepat untuk memimpin orang lain sebelum ia memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu. Kalau kita tidak mau memimpin diri sendiri dan kita sendiri tidak mau mengikuti diri kita sendiri apalagi orang lain.
Kebutuhan yang paling mendesak saat ini akan pemimpin bukanlah pemimpin yang paling cepat, paling pintar, paling hebat, tetapi pemimpin seperti Kristus. Pemimpin yang memimpin melalui teladan. Jika seorang pemimpin benar dari dalam, maka perilakunya di luar akan benar.
Memimpin yang efektif adalah melalui teladan. “Orang lebih cenderung melakukan apa yang mereka lihat. Keterlibatan pribadi sang pemimpin menunjukkan bahwa hal itu penting. Jika berdoa diajarkan sebagai suatu prioritas dan sang pemimpin secara konsisten ikut serta dalam doa mingguan, pemain team lainnya akan melihatnya sebagai suatu prioritas juga. Perilaku merupakan khotbah yang paling efektif. Meneladani juga membantu orang lebih memahami peran yang diharapkan. Pelajaran visual menghidupkan ide-ide dan konsep-konsep di atas kertas”.5
Seorang pemimpin yang baik dan berkualitas akan dinobatkan anak buahnya sebagai panutan. Bukan Cuma didasarkan pada hubungan emosional, pertemanan, kekeluargaan, dan kekerabatan. Tetapi, lebih jauh dari itu semua, yakni ditentukan oleh sejauh mana ia dapat memberikan contoh dalam sikap, tutur kata, dan perilaku sehari-hari. Seorang pemimpin yang baik dan berkualitas berani bertangungjawab atas apa yang dikatakannya dan dilakukannya, sehingga ia harus tahu betul hal-hal yang seharusnya tidak dikatakan atau dilakukan dan seharusnya dikatakan atau dilakukan.
Bila seorang pemimpin mampu menjadi panutan, bagi orang yang dipimpinnya, ia akan berhasil menjadi pengayom dan pelindung bawahannya. Ia bisa memberikan rasa aman dan tenang pada anak buah, karena ia dinilai tidak cuma berkualitas dari sisi kerja tetapi juga dari sisi pribadi.Kepemimpinan berarti memberikan teladan. Jika kita dipercayakan untuk memegang posisi kepemimpinan, maka orang akan mengikuti segala gerak-gerik kita, karena kita memimpin dengan keteladanan.(Pdt. Ferdy Manggaribet, S.Th. MA)
Ditulis Oleh : ggp bukit hermon balikpapan ~ Ferdy Manggaribet, S.Th, MA
Anda sedang membaca postingan saya yang berjudul YESUS =PEMIMPIN DENGAN KETELADANAN=. Jika anda menyukai semua ARTIKEL kami, anda bisa COPAS dan menyebarluaskannya dengan disertakannya link yang sesuai dengan postingan tersebut sebagai sumbernya
Jangan Lupa Kritik dan Sarannya melalui KOTAK KOMENTAR dibawah ini ya!
Jangan Lupa Kritik dan Sarannya melalui KOTAK KOMENTAR dibawah ini ya!
Kekasih Tuhan !!!
Anda diberkati dengan Artikel dan renungan kami ?
Bagikan ke teman-teman Anda biar jadi berkat. GBU
0 komentar:
Posting Komentar