I RAJA-RAJA 18:1-15
Situasi dan kondisi dunia dimana kita hidup sekarang ini semakin hari tidak terlihat semakin baik. Dan memang Firman Tuhan sudah mengatakan bahwa mendekati saat KedatanganNya, dunia akan bertambah jahat. Etika dan moral manusia merosot.
Bukan hanya di dunia luar, tidak bisa dielakkan juga, di gereja sendiri sebagai komunitas umat pilihan Tuhan yang seharusnya menjadi benteng pertahanan terakhir dalam menegakkan etika dan moral yang merupakan cerminan dari umat beragama, cerminan dari Kristus sendiri, ternyata tidak lepas dari kemerosotan moral.
Melihat situasi dan kondisi seperti itu, apakah kita sebagai pengikut Kristus harus larut didalamnya?
Ada satu tokoh di dalam Perjanjian Lama yang bisa tampil berkualitas di tengah situasi dan kondisi yang gelap, kotor, dan penuh kekurangan. Tokoh tersebut adalah Obaja. Kondisi kerajaan dibawah pemerintahan Raja Ahab sedang dalam keadaan darurat. Bangsa terancam kelaparan karena Tuhan menghukum negeri itu dengan menahan hujan, atas tindakan mereka menyembah berhala bernama Baal.
Setelah beberapa waktu, akhirnya Tuhan mengutus Elia untuk menemui Ahab dengan pesan bahwa Tuhan akan menurunkan hujan. Di tengah perjalanan, Elia bertemu dengan Obaja. Obaja adalah seorang yang kontras dengan orang-orang di zamannya. Di tengah istana yang penuh dengan kesesatan dan kebobrokan moral (1Raj. 16:30-33), Obaja tampil cemerlang di mata Tuhan.
APAKAH YANG HARUS KITA TELADANI DARI OBAJA? :
OBAJA :
IMAN DAN KARIERNYA
OBAJA : IMAN DAN TAKUT AKAN TUHAN
OBAJA :
IMAN DAN KESETIAANNYA
Raja Ahab melakukan apa yang jahat dimata Tuhan lebih dari Yerobeam. Ia pun mengambil Izebel sebagai istrinya yg berhasil membujuknya untuk menyembah dewa baal dan membuat patung Asyera. Dalam lingkungan yg penuh dgn penyembahan berhala, dgn atasan yg tidak memberikan contoh yg benar, OBAJA bisa memelihara iman dan kesetiaannya kepada TUHAN. Obaja bukan hanya percaya kepd TUHAN tetapi ia percaya TUHAN dapat melakukan hal-hal yang ajaib (12). Pada tahun 1917, Warner Sallman (Pelukis Gambar “Kepala Yesus”) ada dalam keadaan sakit dan dikatakan oleh dokternya bahwa ia mengidap penyakit TBC dan ia hanya bisa bertahan hidup tidak lebih dari 3 (tiga) bulan lagi jika tidak dioperasi. Dalam keadaan bingung Waner Sallman pulang kerumahnya. Ia membayangkan bagaimana dengan istrinya, seorang penyanyi yang sangat disayangi dan dikasihinya yang juga baru dinikahinya serta janin yang masih ada di dalam kandungan istrinya, jika ia meninggal nantinya. Tetapi istri Sallman berkata, “Kita akan berdoa dan bersyukur kepada TUHAN untuk 3 (tiga) bulan dimana engkau masih hidup. Kita mohon agar TUHAN bisa memakai kita semaksimal mungkin dalam waktu 3 (tiga) bulan ini, dan jika karena kasih karuniaNYA IA memberikan lebih lama dari tiga bulan, kitapun akan bersyukur untuk hal itu.” Mereka berdua pun berlutut berdoa. Kesembuhan yang ajaib pun terjadi. Warner Sallman tidak perlu dioperasi. Ia tetap sehat selama beberapa tahun kemudian, dan hidup sebagai orang Kristen yang berbuah bagi Allah dan mendedikasikan hidupnya buat TUHAN. Kekasih TUHAN, Berbagai masalah datang dalam kehidupan kita silih berganti. Masalah keluarga, perekonomian, pekerjaan, bahkan sakit penyakit. Dapatkah kita tetap setia dan mengandalkan TUHAN serta percaya akan mujizatNYA seperti Warner Sallman dan istrinya, walaupun maut sudah ada di depan mata? Dapatkah kita tetap setia dan percaya kepada TUHAN walaupun keadaan disekeliling kita tidak mendukung iman kita? Percayalah TUHAN dapat melakukan hal-hal ajaib dalam hidup kita. |
OBAJA :
IMAN DAN KEBERANIANNYA
Ada yang berkata, tindakan Obaja dalam menyembunyikan nabi-nabi Tuhan adalah tindakan pengecut? Apakah betul Obaja seorang pengecut? Obaja dalah seorang pemberani. (Namanya berarti, ‘pelayan, penyembah yahweh). Disaat ada perintah melenyapkan semua nabi Tuhan, obaja justru menyembunyikannya. Ia mengadakan misi penyelamatanan. Jika ketahuan ia bisa dibunuh bahkan nabi2 akan dibantai.
Tidak semua perbuatan yg berani harus dilakukan dgn cara yang terang2an atau nekat-nekatan. Seperti contoh di bawah ini:
Apakah kita akan disebut pengecut jika kita berdiam diri ketika dipelakukan tidak adil? Apakah kita akan disebut pengecut jika kita tidak melawan ketika orang menyakiti kita? Dalam Alkitab diceritakan bahwa, melalui mimpi, TUHAN menyuruh Yusuf lari ke Mesir membawa Maria dan bayi Yesus untuk menyelamatkan diri mereka dari murka raja Herodes (Matius 2:13). Apakah ini suatu tindakan pengecut? Setelah Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta, IA melarang orang itu untuk memberitahukan apa-apa tentang hal itu kepada siapapun (Markus 1:40-45), Apakah itu berarti Yesus melayani sebagai seorang pengecut? Yesus mengajar murid-muridNYA untuk lari dari kota ke kota yang lain jika nanti datang penganiayaan (Matius 10:23). Apakah ini juga tindakan seorang pengecut?
Kekasih Tuhan,
Suatu saat kita akan diperhadapkan dengan tantangan untuk menguji keberanian kita, baik dalam pelayanan maupun dalam aktifitas kita lainnya. Sebagai pengikut Kristtus, apapun tantangannya, sejauh itu memuliakan nama TUHAN, kita harus memilih untuk melakukannya, sekalipun taruhannya adalah nyawa kita. Jangan pedulikan omongan orang yang akan melemahkan keberanian dan iman kita.
Seorang bijak pernah berkata, “jika tantangan itu tiba, jangan berdoa untuk mendapatkan kemudahan tetapi berdoalah agar menjadi orang yang lebih kuat. Jangan berdoa agar tanggung jawab kita sama dengan kekuatan kita, tetapi berdoalah agar kekuatan kita sama dengan tanggung jawab kita.”
OBAJA : IMAN DAN KERAJINANNYA
Mengurusi makanan utk 100 orang bukanlah pekerjaan yg ringan. Utk masak buat keluarga sendiri saja sdh bingung apalagi utk 100 org. Krn ini misi rahasia, jd semuanya harus dikerjakan sendiri. Obaja bukan saja berani bertindak tapi ia juga seorang yg rajin. Ia berani memutuskan, ia jg berani mengerjakannya. Ia tdk sekedar asal ngomong saja, atau asal memerintah saja.
Untuk menjadi orang yang sukses atau berhasil tidak cukup hanya berani, berilmu dan beriman saja. Kita harus rela mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawab kita bahkan lebih dari yang ditugaskan kepada kita.
Dalam Alkitab diceritakan bahwa Yusuf adalah orang yang sangat rajin bekerja dan bertanggung jawab, sehingga dimanapun ia “dibuang”, ia selalu berhasil. Tangan TUHAN selalu menyertai dan memberkati apa yang dibuat dan dikerjakannya, termasuk ketika ia dalam penjara, ia tetap orang yang berprestasi.
Thomas A Edison berkata, “Pekerjaan tidak diukur dari jumlah jam kerja, tetapi dari hasilnya.” Thomas A Edison selalu menaruh jam tanpa jarum jam di meja kerjanya. Dia percaya bahwa kerja keras yang membawa hasil memerlukan 2 % inspirasi dan 98 % keringat. Itulah sebabnya, untuk membuat Gramopon, ia menghabiskan waktu 18-20 jam sehari. Apa yang dilakukan Edison, akan membuat orang menjadi stress ataupun gila. Tetapi Edison melakukannya, dan ia menjadi salah satu tokoh dunia yang berhasil.
Akhir-akhir ini, sering kita temukan orang-orang yang ingin berhasil baik dalam pekerjaan dan pelayanan tapi tidak mau rajin bekerja dan tidak bertanggung jawab. Mereka hanya mau bekerja sedikit, atau kalau bisa tidak usah bekerja sama sekali, atau cukup beriman saja tetapi hasilnya melimpah. Tidak heran, akhirnnya mereka menjadi penjudi, penipu, koruptor, penodong bahkan perampok.
Dalam pelayananpun seperti itu. Banyak pengerja gereja dan hamba-hamba Tuhan yang ingin berhasil, tetapi malas bekerja, tidak bertanggung jawab pada tugasnya. Selalu membuat pertemuan-pertemuan rapat dan membahas program pelayanan tetapi tidak melakukan apapun yang sudah di putuskan. Bagaimana pekerjaan pelayanan bisa diberkati TUHAN?
OBAJA : IMAN DAN HORMATNYA
Sekalipun kepala istana ia selalu berlaku santun. Ketika bertemu Elia ia sujud dan menyapa Elia. Teladan yg perlu ditiru. Kedudukan dan jabatan tdk membuat ia menjadi sombong dan hilang hormatnya kepada hamba Tuhan. Kedekatan dgn raja tdk membuat ia kehilangan sopan santun.
Kita harus bersikap sopan terhadap org2 disekeliling kita. Terlebih lagi kepada org yg lebih tua. Seringkali posisi membuat orang menjadi berlaku kasar dan tdk sopan.
SEORG BOS KRISTEN sangat kasar jika berbicara dgn orang lain apalagi anak buahnya. Anak buah selalu berganti2 krn tdk tahan akan kata2nya yg kasar. Ketika diingatkan sbg anak tuhan ia hrs berlaku ramah, ia berkata, “mereka semua sdh tahu, saya memang begini orangnya.”. Ia merasa nyaman dgn kekasarannya. Bahkan mengatakan lega kalau sdh ngomong kasar. Apakah seorang pemimpin kristen yg baik seperti ini?
Seorang Pdm, sombong, td mau bergaul. BAGAIMANA MAU JADI BERKAT.
Kita harus menjagi sikap kita, sopan santun kita, bagaimana kita bertutur kata sbg pengikut Kristus. Jgn kita hanya menuntut orang lain berlaku sopan kepada kita, tetapi kita harus terlebih dahulu berlaku sopan terhadap orang lain. Ikutilah teladan Obaja, sekalipun pejabat tinggi / penting ia tetap berlaku sopan.
Obaja adalah seorang yg penuh hikmat. Ia selalu bertindak dgn bijak dan hati2. Hal ini bisa dilihat dari bagaimna ia menyembunyikan nabi2 Tuhan. Kita juga bisa melihat bagaimana dialognya dgn Elia, ia seorang yg berpikiran panjang, cermat dan sangat berhati2. Kita harus belajar seperti Obaja, sekalipun ia berhadapan dgn seorang nabi yang terkenal, kewaspadaan, hikmat dan akal sehatnya tidak selalu hilang. Sekarang ini, banyak tipuan yang mengatasnamakan, hamba Tuhan, agama, dan gereja. Berhati-hatilah supaya kita tdk terjebak bahkan tertipu dgn hal-hal ini.
|
Ditulis Oleh : ggp bukit hermon balikpapan ~ Ferdy Manggaribet, S.Th, MA
Anda sedang membaca postingan saya yang berjudul BELAJAR DARI OBAJA. Jika anda menyukai semua ARTIKEL kami, anda bisa COPAS dan menyebarluaskannya dengan disertakannya link yang sesuai dengan postingan tersebut sebagai sumbernya
Jangan Lupa Kritik dan Sarannya melalui KOTAK KOMENTAR dibawah ini ya!
Jangan Lupa Kritik dan Sarannya melalui KOTAK KOMENTAR dibawah ini ya!
Kekasih Tuhan !!!
Anda diberkati dengan Artikel dan renungan kami ?
Bagikan ke teman-teman Anda biar jadi berkat. GBU
0 komentar:
Posting Komentar