Sebelum saya bertobat sungguh-sunggguh, saya pernah ngefans pada seorang anak Tuhan yang ada dalam suatu persekutuan anak muda, sehingga membuat saya tidak pernah absent dalam ibadah-ibadah persekutuan tersebut. Karena ketika saya melihat orang itu saya merasa ada sesuatu yang luar biasa dalam dirinya yang menarik anak-anak muda untuk datang dalam persekutuan tersebut termasuk saya. Pokonya dimata saya dia begitu excellent gituloh, yang membuat saya sangat terkagum-kagum dan sangat menghormati dia, dan selalu ada dalam angan-angan saya “andaikan saya bisa dekat dengan dia” supaya saya bisa banyak belajar dari pribadinya. Untuk bisa menjadi seorang anak Tuhan yang memiliki pribadi yang baik yang bisa jadi berkat bahkan saya pernah berdoa “Tuhan saya ingin menjadi seperti dia”.
Puji Tuhan suatu sukacita yang luar biasa yang saya alami, karena Tuhan menjawab kerinduanku saya ditawarkan ikut bergabung dalam pelayanan itu, itu berarti saya bisa lebih dekat dengan orang itu dan bisa belajar banyak dari pribadi dia. Awal kehidupan dan pelayanan saya dengan team membuat hidup saya sangat berubah dan semangat saya melayani Tuhan sangat berkobar-kobar seperti orang yang baru jatuh cinta begitu juga cinta saya pada Yesus, walaupun banyak tantangan saya tetap “Bersemangat”.
Namun apa yang terjadi kobaran api itupun mulai padam, setelah saya lebih dekat dan mengenal pribadi yang saya kagumi itu, membuat saya sangat kecewa dan berpikir “Inikah seorang Anak Tuhan yang saya kagumi selama ini. Yang ternyata kehidupan, sikap, dan prilakunya sehari-harinya tidak seperti apa yang diperlihatkan kepada orang lain, semua hanya kemunafikan semata. Hal ini membuat saya sadar memang manusia kadang hanya melihat dan terpesona apa yang kelihatan atau apa yang ada luar tanpa melihat apa yang ada didalam pribadi orang tersebut.
Firman Tuhan dalam 2 kor.4:18 Paulus berkata “Sbab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. Saya mulai sadar kadang kala kita ditipu dengan Performance yang dimanipulasi, yang hanya ingin memuaskan manusia saja dengan memperlihatkan kulit luar saja yang tidak memuliakan Tuhan. Memang banyak orang selalu berpikir, seorang yang rajin beribadah atau aktif dalam kegiatan kerohanian, penampilan berdasi (sopan), gaya bicara yang lemah lembut, gaya jalan yang berwibawa, tidak bergaul dengan orang-orang berdosa dan lain sebagainya itulah yang disebut anak Tuhan, hal itu tidaklah benar jika tidak disertai dengan karakter yang nyata dan konsisten dalam hidupnya. Karena orang yang layak disebut anak Allah adalah orang yang meninggalkan manusia lama (dosa) menjadi manusia baru (milik Yesus) sehingga dalam hidupnya akan menampilkan pribadi Yesus yang bisa dilihat orang lain (jadi berkat). Nah, mungkin kita bertanya bagaimana kita memiliki karakter Yesus dalam pribadi kita sehingga kita disebut anak-anak Allah? tiga hal yang harus kita lakukan:
1. TANGGALKAN MANUSIA LAMA
KOLOSE 3: 8-9: “Berkata tetapi sekarang, buanglah semuanya ini yaitu : marah,geram,kejahatan,fitnah, dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu,jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah meninggalkan manusia lama serta kelakuannya”. Itulah yang Yesus inginkan tanggalkan manusia lama (Dosa), segala perbuatan daging (Gal 5:19-21: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseturuan, perselisihan, iri hati, amarah kepentigan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dsbnya) yang tidak memuliakan Tuhan yang menghambat hubungan kita dengan Yesus sehingga kita tidak akan pernah mengalami perubahan karakter menjadi seperti Yesus.
2. PERBAHARUILAH PIKIRANMU
Roma 12:2 berkata: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” firman Tuhan ini sangat sangat jelas bagi kita yang disebut anak Allah karena ketika pikiran kita diperbaharui oleh Tuhan maka kita akan memiliki pikiran seperti Yesus, sehingga Firman Tuhan berkata kita bisa membedakan manakah kehendak Allah yang harus kita kerjakan dalam hidup kita sebagai anak Allah..
3. KENAKANLAH MANUSIA BARU
Efesus 4:24: “Dan mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah didalam kebenaran dan kekudusan sesungguhnya”. Kol.3:10 berkata: “dan telah mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khaliknya’.
Kita bisa memiliki karakter Yesus ketika kita sudah menjadi manusia baru, karena orang yang sudah menjadi manusia baru adalah orang yang sudah diubahkan oleh Yesus dari hidup dosa yang berbuahkan kedagingan menjadi hidup dalan kristus yang menghasilkan buah Roh (Gal 5: 22-23; Kasih, sukacita, damaisejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasan diri, dll yang memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan). Ketika kita menghasilkan dalam pribadi kita karakter buah roh ini barulah kita layak disebut anak Allah, dan karena dari buahnyalah orang bisa mengetahui siapa kita dan orang lain pun bisa menikmati buah itu sehingga mereka pun akan mencari dari mana buah itu berasal.
KARENA ITU JADILAH ORANG KRISTEN
YANG MENJADI BERKAT
KARENA MEMILIKI KARAKTER YANG BENAR,
SEHINGGA MENJADI BERKAT
BUKAN MENJADI BATU SANDUNGAN
KARENA TUHAN PUN JAUH LEBIH TERTARIK TERHADAP “SIAPA KITA” ANAK-ANAKNYA,
“ DARIPADA APA YANG SUDAH KITA PERBUAT”
DALAM HIDUP DAN PELAYANAN KITA
AMIN
(Diana Angkol)
Ditulis Oleh : ggp bukit hermon balikpapan ~ Ferdy Manggaribet, S.Th, MA
Anda sedang membaca postingan saya yang berjudul Karakter Seorang Anak TUHAN. Jika anda menyukai semua ARTIKEL kami, anda bisa COPAS dan menyebarluaskannya dengan disertakannya link yang sesuai dengan postingan tersebut sebagai sumbernya
Jangan Lupa Kritik dan Sarannya melalui KOTAK KOMENTAR dibawah ini ya!
Jangan Lupa Kritik dan Sarannya melalui KOTAK KOMENTAR dibawah ini ya!
Kekasih Tuhan !!!
Anda diberkati dengan Artikel dan renungan kami ?
Bagikan ke teman-teman Anda biar jadi berkat. GBU
0 komentar:
Posting Komentar